Friday, February 27, 2015

Sang Bahagia


Bagaimana anda tahu bahwa anda sedang merasa bahagia?
Saat hati saya berpendar disusul senyum yang tak kunjung pudar.

**


Beberapa jam lalu saya bertemu sang bahagia yang kali ini hadir dengan rupa lainnya. Begini rupanya: jumlahnya banyak, pakaiannya bernuansa merah, suaranya lantang dan matanya dikilati semangat. Pernah bertemu sang bahagia yang seperti itu? Kalau belum mari saya ceritakan bagaimana saya bertemu dengannya. Siapa tahu anda jadi ingin bertemu.

Saya seorang pemerhati tapi tak pernah sampai hati untuk terjun langsung melihat situasi. Ini kali pertama saya terjun ke aktivitas sosial di bidang pendidikan. Berawal dari ajakan teman, hari ini menjadi kali kedua saya masuk ke dalam sebuah ruang kelas di mana ada puluhan mata yang melihat ke arah saya dan dua teman saya seakan berkata “Mau apa ya kakak-kakak itu?”

Mau dibantu untuk membantu, mau ya, adalah jawaban dari mata saya yang berusaha berkata-kata. Saya di sini memang bertugas untuk melakukan survei pada anak-anak Sekolah Dasar yang duduk di bangku kelas lima dan enam. Survei dilakukan dengan membagikan kuisioner mengenai seberapa pentingnya pendidikan bagi mereka juga pendapat mereka tentang teman-teman yang putus sekolah. Anak-anak Sekolah Dasar tersebut terlihat serius mengerjakan kuisioner seperti soal ujian. Nanti jadi nggak pintar kalau nggak sekolah, tulis beberapa dari mereka. Setelah mengumpulkan kertas berisikan jawaban-jawaban dari anak-anak tersebut saya dan teman-teman membagikan permen sebelum pulang. Lalu bagian mana bahagianya? Sang bahagia tepat berada di antara cerita saya.

Sebelum melayangkan tanya dari mata mereka, sang bahagia menyambut saya saat masuk ke dalam kelas dengan salam yang sungguh luar biasa.

Sebelum menorehkan pensil dan menjawab pertanyaan yang tertera, sang bahagia mengacungkan jarinya bertanya apa maksud pertanyaannya? Apakah harus diisi semua? Semacam ujian saja.

Setelah memberikan kertas berisi jawabannya, sang bahagia berlomba-lomba untuk mendapatkan permen yang hanya sedikit jumlahnya.

Setelah menerima permen dan menikmatinya, sang bahagia berkata untuk mengabadikan momen ini dalam kamera.

Sang bahagia adalah mereka yang saya hadiri kelasnya di SD Kananga.

Sang bahagia sungguh sederhana tapi membuat saya ingin bercerita bagaimana menajubkan mereka.

Jadi bagaimana, ingin bertemu mereka?
Kalau ingin, mari saya antar.
Karena bagi mereka, kitalah sang bahagia.



SD Kananga, 27 February 2015




No comments:

Post a Comment