Bagaimana anda tahu
bahwa anda sedang merasa bahagia?
Saat hati saya
berpendar disusul senyum yang tak kunjung pudar.
**
Beberapa jam lalu saya
bertemu sang bahagia yang kali ini hadir dengan rupa lainnya. Begini rupanya: jumlahnya
banyak, pakaiannya bernuansa merah, suaranya lantang dan matanya dikilati
semangat. Pernah bertemu sang bahagia yang seperti itu? Kalau belum mari saya
ceritakan bagaimana saya bertemu dengannya. Siapa tahu anda jadi ingin bertemu.
Saya seorang pemerhati
tapi tak pernah sampai hati untuk terjun langsung melihat situasi. Ini kali
pertama saya terjun ke aktivitas sosial di bidang pendidikan. Berawal dari
ajakan teman, hari ini menjadi kali kedua saya masuk ke dalam sebuah ruang
kelas di mana ada puluhan mata yang melihat ke arah saya dan dua teman saya seakan
berkata “Mau apa ya kakak-kakak itu?”
Mau
dibantu untuk membantu, mau ya, adalah jawaban dari mata
saya yang berusaha berkata-kata. Saya di sini memang bertugas untuk melakukan
survei pada anak-anak Sekolah Dasar yang duduk di bangku kelas lima dan enam.
Survei dilakukan dengan membagikan kuisioner mengenai seberapa pentingnya
pendidikan bagi mereka juga pendapat mereka tentang teman-teman yang putus
sekolah. Anak-anak Sekolah Dasar tersebut terlihat serius mengerjakan kuisioner
seperti soal ujian. Nanti jadi nggak pintar
kalau nggak sekolah, tulis beberapa dari mereka. Setelah mengumpulkan kertas
berisikan jawaban-jawaban dari anak-anak tersebut saya dan teman-teman membagikan
permen sebelum pulang. Lalu bagian mana bahagianya? Sang bahagia tepat berada
di antara cerita saya.
Sebelum melayangkan
tanya dari mata mereka, sang bahagia menyambut saya saat masuk ke dalam kelas dengan
salam yang sungguh luar biasa.
Sebelum menorehkan
pensil dan menjawab pertanyaan yang tertera, sang bahagia mengacungkan jarinya
bertanya apa maksud pertanyaannya? Apakah harus diisi semua? Semacam ujian
saja.
Setelah memberikan
kertas berisi jawabannya, sang bahagia berlomba-lomba untuk mendapatkan permen
yang hanya sedikit jumlahnya.
Setelah menerima permen
dan menikmatinya, sang bahagia berkata untuk mengabadikan momen ini dalam
kamera.
Sang bahagia adalah
mereka yang saya hadiri kelasnya di SD Kananga.
Sang bahagia sungguh
sederhana tapi membuat saya ingin bercerita bagaimana menajubkan mereka.
Jadi
bagaimana, ingin bertemu mereka?
Kalau ingin, mari saya
antar.
Karena bagi mereka,
kitalah sang bahagia.
SD Kananga, 27 February 2015 |