Showing posts with label thoughts. Show all posts
Showing posts with label thoughts. Show all posts

Friday, January 1, 2016

2016

Pict from: http://www.tamasyeah.com/

2016.
(for me,)
Its a year of an ocean. 

It has life.
It sets you free.
It shows wildness beauty.
It connects the world.
It fascinates you.
It sounds like a lullaby.
It makes you fall in love.

An ocean, I want to be.


1/366
Here are my resolutions in this new year. Hoping I could be like an ocean.
I write it here just in case I forget how am I supposed to spend my next 365 days*. 

Stop filling your free time with movies or series. Fill your time by reading books or writing instead. Read more, write more.

Stop dreaming on launching a novel. Start to write one.

Stop talking about taking your dream trip to the city you’ve been lusting after for years. Start saving and figuring out how you’re going to make the trip happen. Go to places in Indonesia you never been before.

Stop making excuses for not exercising or not making time to take care of your body. Start exercising, go for a run, dance ‘til you sweat, do sets of sit up and plank.

Fall in love with the simple things that happens to you.

Stop complaining that you never meet anyone new. Start putting yourself out there by participating in an activity that involves meeting new people at least once a week.

Stop resting on your laurels. Start working like you want your boss’s job.

Stop thirsting after someone else’s life on social media. Be confident. You are you. And you are beautiful.

Start to live in the moment. Don’t get too focused on social media.

Don’t do things half-heartedly. Be 100%.

Be kind. Smile.

Finish what you started. #AWC

Get your Sidang UP done.

Stop dreaming on going to international conferences. Go sign for it. Grab the opportunities ahead of you.

Ask your family’s doing everday.

Be in shape. 50kgs.

Get your license.

Be in love, be loved.

Surround yourself with positive vibes.

Master your English. Start learning another language.

Figure out where you are going to continue your master program and how.

Do not procrastinate things. No matter how small it is.

Eat breakfast, veggies and fruits. No carbs for dinner.

Gain your confidence in public speaking.

Be more critical.

Love yourself more.

Love what you do.

Show your family and friends that you love them.

Be grateful every day.

Find happiness in your every day life.








*Some of the resolutions are quoted and inspired from thoughtcatalog.com


Saturday, November 14, 2015

Bertemu Sitta Karina (lagi)

Kemarin saya bertemu kembali dengan Lukisan Hujan. Sebuah novel remaja dengan tokoh keluarga Hanafiah karya Sitta Karina, penulis idola pertama saya sewaktu duduk di bangku SMP. Time flies, huh? Ingat saat-saat itu saya dengan exictednya menghadiri kelas-kelas menulis Mbak Sitta. Bahkan ada satu waktu di mana ia membaca sinopsis novel yang ingin saya karang dan mengatakan "Sudah bagus. Saya tunggu novelnya." Ya kurang lebih begitu intinya. Namun, sampai saat ini mimpi saya merangkai novel fiksi masih berupa mimpi, khayalan, impian. Rasanya kemampuan menulis ini mulai kabur, but deep down I can't deny how I love writing. I could put the most bitter and sweetest moment that could happen into flowery words. Saya rindu menulis. Saking rindunya justru tidak tau harus mulai dari mana. Semoga Diaz dan Sisi bisa membawa kembali imaji saya untuk merangkai kata, menciptakan dunia yang berbeda. 

Wednesday, October 14, 2015

Permintaan Sang Sesak

Ada yang pernah bilang bahwa sesak adalah ruang terbesar untuk berkarya. Memang ada benarnya. Rangkaian kata mengalir begitu cepatnya saat rasa sesak mulai melumat dada. Rasa sesak yang dirasa sekarang adalah rasa yang beda dari biasanya. Orang bilang mungkin ini suka, belum cinta kok jadi tenang saja. Gila rasanya membayangkan kembali saya menulis tentang hal yang bersinggungan dengan cinta yang saya pikir saya rasa. Anggap saja akhirnya dia benar-benar menampakan dirinya di depan mata saya tapi yasudah begitu saja. Kalau boleh mengutip Dee Lestari dari novel Rectoverso, kurang lebih ini frasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan saya.

"Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa"

Di saat seperti ini tentu menulis akan menjadi pelarian saya, lalu distraksi akan menjadi agenda selanjutnya. Mudah-mudahan teman-teman saya tidak ada yang iseng membuka blog saya dan kedapatan membaca. Yang ada mereka akan tertawa, kenapa saya jadi sebegitunya. It might surprise them, just like I surprised myself. Semoga sesak ini cepat hilang karena sudah dituruti permintaannya untuk dibentuk menjadi rangkaian kata. Selamat malam.

Sunday, May 17, 2015

Dia

Akhir-akhir ini saya semakin merasa bersalah jika tidak meluangkan waktu untuk membaca atau menulis. Pikiran ini terus berbisik, "Tulis apa saja. Satu dua paragraf. Tak masalah." Dulu setiap saya hilang dari dunia nyata di sela perjalanan dari Jakarta ke Jatinangor atau di bawah hangatnya air panas saat mandi, selalu terbersit frasa-frasa yang entah datangnya dari mana. Saya ingat pernah mencatat beberapa frasa itu di dalam handphone. Jadilah saya mencari catatan itu dan menuliskannya di sini. Catatan singkat yang saya pilih kali ini berbicara tentang cinta, kira-kira hampir dua tahun lalu lamanya.  
Inilah "Dia" yang sempat meminjamkan cinta pada saya.
"Sekarang kamu sudah tidak mengerti apa itu cinta.  Karena cintamu adalah dia. Dia yang ada untuk berbagi segalanya. Tak peduli seberapa panjang kamu bercerita, tak pernah sekalipun dia menyela. Karena bagi dia kaulah bahagia. Namun, kini dia menghilang, melupakanmu dengan mudahnya. Tak ada lagi tegur sapa. Apalagi canda tawa. Yang ada hanya air di pelupuk mata dan sesak yang memeluk dada setiap mendengar namanya.
Dia adalah cinta.
Yang berbalik pergi tanpa menoleh dan bertanya,
"Apakah kamu akan baik-baik saja?" 
Siapa yang sangka saya bisa semelankolis itu saat 'merasa' bertemu dengan cinta?
Siapa tahu itu hanya afeksi belaka?





Tapi,
apapun sebutannya,
saya bahagia,
karena rasa itu bisa membuat saya merangkai kata.

Friday, March 13, 2015

Sederhana

Sederhana.
Tanpa banyak kata, bicara, atau tingkah yang beragam macamnya.
Pernah ada yang berkata:
"Jalani hidup dengan sederhana", 
"Bahagia itu sederhana"
"Sederhana itu indah"
Ya, saya setuju kalau sederhana itu indah. Itulah sebabnya saya berusaha mencarinya, tapi rasanya percuma. Semakin jauh langkah pencarian saya, justru semakin jauh dari sederhana. Kini semua terlihat begitu absurd bentuknya, sulit untuk diterka. Apa yang akan ditunjukan hidup selanjutnya? Ah, entahlah. Saya hanya berharap bahwa itu akan lebih sederhana.

Friday, February 27, 2015

Sang Bahagia


Bagaimana anda tahu bahwa anda sedang merasa bahagia?
Saat hati saya berpendar disusul senyum yang tak kunjung pudar.

**


Beberapa jam lalu saya bertemu sang bahagia yang kali ini hadir dengan rupa lainnya. Begini rupanya: jumlahnya banyak, pakaiannya bernuansa merah, suaranya lantang dan matanya dikilati semangat. Pernah bertemu sang bahagia yang seperti itu? Kalau belum mari saya ceritakan bagaimana saya bertemu dengannya. Siapa tahu anda jadi ingin bertemu.

Saya seorang pemerhati tapi tak pernah sampai hati untuk terjun langsung melihat situasi. Ini kali pertama saya terjun ke aktivitas sosial di bidang pendidikan. Berawal dari ajakan teman, hari ini menjadi kali kedua saya masuk ke dalam sebuah ruang kelas di mana ada puluhan mata yang melihat ke arah saya dan dua teman saya seakan berkata “Mau apa ya kakak-kakak itu?”

Mau dibantu untuk membantu, mau ya, adalah jawaban dari mata saya yang berusaha berkata-kata. Saya di sini memang bertugas untuk melakukan survei pada anak-anak Sekolah Dasar yang duduk di bangku kelas lima dan enam. Survei dilakukan dengan membagikan kuisioner mengenai seberapa pentingnya pendidikan bagi mereka juga pendapat mereka tentang teman-teman yang putus sekolah. Anak-anak Sekolah Dasar tersebut terlihat serius mengerjakan kuisioner seperti soal ujian. Nanti jadi nggak pintar kalau nggak sekolah, tulis beberapa dari mereka. Setelah mengumpulkan kertas berisikan jawaban-jawaban dari anak-anak tersebut saya dan teman-teman membagikan permen sebelum pulang. Lalu bagian mana bahagianya? Sang bahagia tepat berada di antara cerita saya.

Sebelum melayangkan tanya dari mata mereka, sang bahagia menyambut saya saat masuk ke dalam kelas dengan salam yang sungguh luar biasa.

Sebelum menorehkan pensil dan menjawab pertanyaan yang tertera, sang bahagia mengacungkan jarinya bertanya apa maksud pertanyaannya? Apakah harus diisi semua? Semacam ujian saja.

Setelah memberikan kertas berisi jawabannya, sang bahagia berlomba-lomba untuk mendapatkan permen yang hanya sedikit jumlahnya.

Setelah menerima permen dan menikmatinya, sang bahagia berkata untuk mengabadikan momen ini dalam kamera.

Sang bahagia adalah mereka yang saya hadiri kelasnya di SD Kananga.

Sang bahagia sungguh sederhana tapi membuat saya ingin bercerita bagaimana menajubkan mereka.

Jadi bagaimana, ingin bertemu mereka?
Kalau ingin, mari saya antar.
Karena bagi mereka, kitalah sang bahagia.



SD Kananga, 27 February 2015




Wednesday, July 9, 2014

Ruang yang Sama

Rasanya salah.
Sudah terlalu lama.
Sampai muak dengan rasa sakitnya.
Lalu muncul pertanyaan, salah siapa?
Ya salah diri ini.
Yang tidak pernah berani melangkah keluar,
dari ruang dengan bayangan sama di sudut pikir.


---

Salam,
Penulis.
Kaum perasa yang tak sanggup untuk bicara. [a.m]






Friday, June 13, 2014

Bukan Untuk Mereka

Tidak ada yang salah menjadi apa adanya.
Tapi jangan berharap semua orang akan menyukainya.
Toh, kamu hidup untuk dirimu dan orang yang dicinta.
Bukan untuk mereka.

Thursday, June 5, 2014

After 19

Hi, jadi ceritanya ini post pertama setelah this not-so-little girl anymore turned 19.
Singkat cerita tepat sebulan lalu, my birthday was amazing.
God really knows how put the right people in my life. 
You could see my happy face through these picts, rite?:)


00.00 birthday surprise from le familia
last hours surprise from CYA, my lovelies.


Many things happened in a month. 
Contohnya, akhirnya my love, Dakota--ini nama gitar--udah bener, karena tadinya senarnya putus. I met Kesia, Han, Beben, Cibel and some of my highschool teachers I've missed so much. Banyak juga pelajaran yang didapet bulan ini. Just so you know, when I feel down, the only one who could lift me up is myself. Rasanya hati dan telinga ini cuma mau nurut sama diri sendiri. It's Him who leads me, anyway. He made life taught me that it doesn't stop for anyone. So I've to keep going and If I want to go fast--I should go alone, but If I want to go far--I should go with my friends. Life teaches me new things almost everyday. It amazes me. 
In May, I also got new experience as a radio producer in training, this girl who came up from nowhere finally got a place to learn and explore herself #yay, even it took plenty of time and energy and... money #nayy. Anddd I found out one book that goes to my must buy list. It's Lang Leav book--Just google it, if you don't know.

And just one thing I should remind myself everyday:
"Pull yourself together. Jangan memberi ruang pikir untuk sesuatu yang seharusnya tidak dipikirkan.
Berhenti mementingkan hal yang tidak penting. Kenapa mencari celah untuk dipermasalahkan saat punya ruang besar untuk bersyukur dan diperjuangkan?"